Jangan Salah Pilih! Ini Bedanya Investasi Saham, Forex dan Kripto .

Admin      2022-03-13 17:43:42

Jakarta - Belakangan ini masyarakat semakin disuguhkan dengan banyaknya pilihan investasi. Selain berinvestasi, kini masyarakat juga sudah mulai banyak yang melakukan trading sebagai alternatif lain untuk mengelola dan mengembangkan keuangannya.
Pilihan instrumen trading juga bervariasi, mulai dari saham, valuta asing atau forex, hingga yang saat ini sedang naik daun adalah aset kripto. Pertanyaannya apa bedanya instrumen investasi tersebut? Apa saja kelebihan dan kekurangannya?

"Saham, forex, dan aset kripto memiliki karakteristik dan cara kerja berbeda-beda. Trader dapat menyesuaikan instrumen yang sesuai dengan dengan kepribadian, modal, risk appetite, dan tujuannya masing-masing. Di ICDX sendiri, kami menyediakan produk derivatif untuk emas, minyak mentah, dan forex (GOFX)," kata Business Development Manager ICDX, Dedi Prasetyo dalam keterangan resminya, Senin (27/12/2021).

Bagi sebagian besar yang sudah lama menggeluti dunia trading, mungkin akan merekomendasikan saham, sebab aset ini tergolong aset tradisional dan sudah banyak investor saham yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Namun, bagi trader yang menyukai tantangan dan ingin menuai profit dalam jangka waktu lebih singkat, maka mereka cenderung merekomendasikan forex atau aset kripto yang memiliki volatilitas tinggi.

Saham
Ketika trading saham, traders membeli atau menjual saham suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tidak jarang pula transaksi saham dan sekuritas digunakan untuk memastikan harga yang wajar, sebab pasar modal merupakan lingkungan yang terkendali.

Mayoritas investor saham membeli saham untuk dipertahankan dalam jangka waktu yang lama dan memperoleh keuntungan besar. Namun, tidak jarang pula saham digunakan para trader untuk memperoleh keuntungan jangka pendek.

Bagi para trader, salah satu kekurangan trading saham adalah adanya jam perdagangan bursa, sehingga waktu trading menjadi lebih terbatas dibanding forex dan aset kripto. Selain itu, pasar saham relatif bergerak lebih lambat dari segi volatilitas dibandingkan dengan forex dan aset kripto.

Nilai suatu saham dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro maupun mikro. Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi suatu negara sedang stagnan dan cenderung turun. Hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan-perusahaan berbasis di negara tersebut menjadi turun. Sementara itu, likuiditas saham bergantung pada popularitas saham tersebut di antara para investor dan modal yang diinvestasikan pada saham tersebut. Inilah sebabnya saham blue-chip seringkali lebih likuid dibanding saham lainnya.

Forex
Meski saham sudah ada lebih lama, pasar forex ternyata merupakan pasar yang paling likuid dengan volume transaksi harian US$ 6,6 triliun menurut Bank for International Settlements (BIS) tahun 2019. Forex adalah singkatan dari foreign exchange atau perdagangan valuta asing. Dalam pasar forex, trader akan memperdagangkan sepasang mata uang (forex pairs). Misalnya, AUD/USD, USD/JPY, dan seterusnya.
Biasanya, pasangan forex utama (major currency pairs) adalah pasar yang paling likuid. Bagi trader, terdapat beberapa keuntungan pasar forex yang bisa memaksimalkan peluang profit mereka di antaranya fasilitas leverage dan sesi perdagangan overlap.

Pasar forex memang terbuka selama 24 jam sehari, 5 hari seminggu, tetapi jam perdagangan ini terbagi-bagi pada beberapa sesi perdagangan di seluruh penjuru dunia. Empat sesi perdagangan utama yaitu New York, London, Sydney, dan Tokyo. Ketika dua sesi terbuka pada jam yang sama, maka aktivitas trading akan semakin aktif dan pasar semakin likuid.

Aset Kripto
Aset ini adalah mata uang digital berbasis blockchain yang dapat dibuat oleh perusahaan, individu, atau bahkan bank. Tujuan utama dari adanya aset kripto adalah untuk mendesentralisasikan sistem keuangan dengan menghilangkan perantara. Di Indonesia, aset kripto bukan untuk menggantikan mata uang negara (fiat), dan regulasi terkait perdagangan aset kripto pun masih berbeda-beda di tiap negara. Jadi, aset kripto masih lebih banyak digunakan untuk sarana mengelola modal dibanding alat
pembayaran.

Seperti saham, ada dua tipe pengguna aset kripto; investor yang membeli suatu mata uang kripto dan menahan kepemilikannya untuk periode yang lama, dan trader yang secara aktif mentransaksikan mata uang kripto untuk mendapat keuntungan dari volatilitas pasar. Dibandingkan dengan forex dan saham, volatilitas pasar kripto jauh lebih tinggi.

Namun, hanya beberapa mata uang kripto yang memiliki likuiditas tinggi, umumnya yang sudah sangat populer seperti Bitcoin dan Ethereum. Selain itu, pasar kripto terbuka setiap saat. Sentimen terhadap pasar aset kripto cenderung bertitik berat pada faktor ekonomi mikro. Misalnya cuitan Elon Musk beberapa waktu lalu yang kemudian mendorong harga Bitcoin mencapai puncak. Tetapi ketika cuitan dari pendiri Tesla tersebut berbalik arah, harga Bitcoin jatuh, bahkan menyeret koin-koin lainnya.

Resources : https://finance.detik.com/portofolio/d-5872602/jangan-salah-pilih-ini-bedanya-investasi-saham-forex-dan-kripto.